Arie Restu Wardhani, ST. MT. PhD.

Arie boleh bangga jadi Doktor pertama di program studinya,Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Widyagama Malang, setelah pada Jumat 8 Juni 2018 menyelesaikan studi S3 yang dilakoninya selama 4 tahun 6 bulan. Bukan hanya itu, mestinya Kampus Inovasi ini juga harus bangga karena salah satu alumni terbaiknya memperoleh gelar PhD dengan kesalahan minor di negeri orang.

Kebanggaan ini disampaikan oleh Ketua Program Studi Teknik Industri, Silviana Hakim, ST, MT. “Arie adalah doktor pertama di prodi ini. Masih ada 2 orang lagi yang diharapkan dalam waktu dekat menyusul Arie,” demikian Silviana berkomentar. Begitu tiba di tanah air, tanggal 14 Juni 2018 nanti, dosen muda yang smart, rajin dan enerjik ini sudah ditunggu tugas dan tanggung jawab untuk mengkoordinir penyusunan borang program studi. “Prodi Teknik Industri saat ini sedang persiapan untuk akreditasi. Kembalinya Arie tentunya sangat mendukung pengisian borang akreditasi prodi,” demikian Silviana menambahkan komentar tentang ibu dari Ana Salsabilla ini.

Silviana Hakim, ST. MT. (Kaprodi TI)

Di Fakultas Teknik, Arie adalah dosen dengan gelar doktor yang ke-10. “Keceriaan dan kesederhanaan menjadi cirinya. Ciri yang lain adalah sikapnya yang cenderung egepe (EGP). Fokus pada apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya,” kata Wakil Dekan FT, Anis Qustoniah, ST, MT. Ditambahkan juga, FT berharap kembalinya dosen muda asal Banyuwangi, istri dari C Jamil ini dapat mengangkat grade akreditasi prodi TI dan meningkatkan atmosfir akademik di prodinya.

Melalui hasil risetnya yang berjudul The Relationship between Intangible Resource and Innovation Capability in IT-SME in Indonesia, putri (alm) Abdul Rofiq dan (almh) Nanik Yuliani ini berharap mampu membangun dan mengembangkan bidang manajemen inovasi, sekaligus mengimplementasikan framework dengan Inggris dan Malaysia.

Alumni UWG tahun 2002 ini juga bertekad menerapkan hubungan antara mahasiswa dan dosen pembimbing tugas akhir, sebagaimana yang dialaminya selama menyusun thesis di Jurusan Design, Manufacture and Engineering Management (DMEM) University of Strathclyde Inggris. “Dosen pembimbing tidak ikut menguji. Tetapi perannya luar biasa dalam mempersiapkan mahasiswa bimbingannya, terutama pada saat menghadapi ujian. Saya diingatkan untuk makan sebelum berangkat dan tidur cukup pada malam sebelum ujian. Bahkan vitamin dan suplemen disiapkan untuk saya sesaat sebelum saya masuk ruang ujian. Suasana ujian juga santai meskipun pertanyaan yang dilontarkan 2 orang penguji saya detil sekali,” begitu cerita Arie.

Menutup wawancara melalui media sosial ini, Arie menyampaikan pesan kepada koleganya yang akan studi di luar negeri, bahwa kemauan keras, sikap pantang menyerah menghadapi setiap tantangan sangat diperlukan. “Dan yang lebih penting lagi, iman yang kuat,” demikian clossing statement alumni S2 ITS ini. (san/pip/red:rh)