Senin Pagi di Halaman Kampus III Universitas Widyagama Malang (12/09/2016), berlangsung acara Shalat Idul Adha 1437 H, yang dihadiri oleh jamaah dilingkungan Mojolangu Kecamatan Lowokwaru dan para dosen / karyawan YPPI Widyagama Malang. Bertindak sebagai Khotib dalam shalat idul adha 1437H kali ini adalah Ir. Ngudi Tjahjono, MSc., beliau adalah dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Widyagama Malang, dalam sebuah khotbahnya yang berjudul “Berqurban Adalah Bukti Syukur”, beliau menyampaikan bahwa kita patut mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada kita semua umat Islam diantaranya nikmat berupa udara dan air. Ngudi Tjahjono menjelaskan betapa besar nikmat udara yang kita hirup sehari-hari oleh kita yang diberikan Allah SWT agar kita dapat hidup dan beraktivitas hingga hari ini (pada Idul Adha 1437 H) seperti yang kita rasakan sekarang ini. Berapa lamakah kita mampu bertahan tanpa oksigen untuk bernafas? Mampukah kita bertahan tidak bernafas selama satu menit, dua menit atau limat menit? Tentu tidak kuat, bukan? Ketahuilah, bahwa David Blaine memecahkan rekor dunia dalam menahan nafas selam lebih dari 17 menit tanpa oksigen (indonesiaindonesia.com, 2014). Namun itu hanya sebentar, hanya 17 menit, bagaimana jika lebih dari itu, tentu tidak akan kuat, Udara yang kita hirup sebenarnya bukan 100% oksigen, karena terdapat kandungan gas laina. Komposisi kandungan udara yang digunakan manusia untuk bernafas adalah 78% nitrogen, 20% oksigen, 1% argon dan gas lain kurang lebih 1%. Gas yang diserap oleh tubuh barulah oksigen. Jadi walaupun gas-gas lainnya dihirup, maka hanya oksigenlah yang diserap oleh tubuh, sedangkan yang lainnya akan dikeluarkan kembali. Itulah sebabnya tabung-tabung oksigen disediakan di berbagai rumah sakit.
Bisa dibayangkan jika kita menghitung berapa biaya untuk memperoleh oksigen yang kita hirup dan kita harus membeli di rumah sakit, maka semenit, sehari, seminggu dan sebulan bisa dirata-rata mencapai Rp. 14,688 juta per bulan untuk memenuhi kebutuhan tabung oksigen dengan asumsi 2 tabung oksigen per hari. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Ternyata begitu besar biaya untuk memenuhi kebutuhan oksigen tersebut. Oleh karena itu kita patut bersyukur, kita diberikan nikmat sehat hingga sekarang ini dan dapat menghirup oksigen di alam, pemberian Sang Maha Pencipta dengan gratis. Jika kita menyadari betapa mahalnya bisa kebutuhan tabung oksigen bagi para pasien di rumah sakit – rumah sakit, tentu kita patut memanjatkan puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT.
Nikmat Allah SWT yang lainnya yakni air, keberadaan air ini sangat penting bagi keberlangsung hidup dan kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Manusia tidak bisa lepas juga dari kebutuhan air, bisa dibayangkan jika dalam sebuah negeri tidak ada atau tidak ditemukan sumber air, tidak bisa kita bayangkan seperti apa jadinya. Namun kita terkadang berbuat sengaja atau tidak sering menghambur-hamburkan air. Membuang limbah seenaknya ke sungai, yang menyebabkan air menjadi tercemar dan tak dapat digunakan manfaatnya secara maksimal.
Ini baru dua hal nikmat yang bisa kita hitung (udara dan air), betapa nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita sangat amat besarnya. Bagaimana dengan semua nikmat yang diberikan kepada kita? Kita tidak akan pernah mampu mengadakannya sendiri, bahkan mengkhayalkannyaaa pun tidak sanggup. Nah, masihkah kita tidak bersyukur? “Sungguh Kami telah memberikan kepadamua nikmat yang banyak” (QS. Al-Kautsar [108]:1)”.
Ungkapan rasa syukur memerlukan bukti, tentunya bukti itu bukanlah sekedar melaksanakan shalat dan menyembelih hewan qurban, tetapi lebih jauh esensinya, adalah ketaatan dalam menegakkan aturan-aturan Allah SWT.
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rosul-Nya, maka sunggulah telah sesata, sesat yang Nyata. (QS. Al-Ahzab [33]:36). Begitu uraian khutbah shalat idul adha 1437 H yang disampaikan oleh Khotib; Ir. Ngudi Tjahjono, MSc. (naskah khutbah)
Perlu diketahui bahwa pada peringatan hari raya Idul Adha 1437 H (12 September 2016 M), Takmir Masjid ALFARABI Widyagama Malang menerima hewan qurban berupa Sapi sejumlah 7 ekor dan 3 ekor kambing. Panitia dalam hal ini Takmir Masjid Alfarabi Widyagama Malang, selanjutnya selesai shalat idul adha, melakukan prosesi penyembelihan hewan qurban dan membagikan daging qurban kepada masyarakat sekitar kampus dan keluarga besar YPPI Widyagama Malang. Sejumlah 600 kupon daging qurban (@ 1kg daging) telah terdistribusi dengan baik dan lancar.
Adapun perincian hewan qurban Sapi sebagai berikut:
- Lembaga YPPI WM
- Universitas Widyagama Malang
- STIKES Widyagama Husada Malang
Kelompok qurban sapi (7 orang) masing-masing;
- Kelompok 1: Prof. HA. Mukhtie Fadjar, SH.MS., Drs. H. Djoko Purwanto, Dra. Laily Ammy, Dr. H.M. Sodik, MSi., Prof. Dr. Ir. Iwan Nugroho, MS., Dr. Anwar, SH.MHum., dan Dr. Ibnu Mas’ud.
- Kelompok 2: Drs. H. Subakir KS.MS., Dr. Agus Tugas, ST.,MT., Ir. David Irawan, MT., Rahayu Ning Tyas (Ny. Agus Tugas), Yusfie Indra, Dr. Ir. Ririen Prihandarini, MS., Irfani Rupiwardhani, MMRS.
- Kelompok 3: Satya Winnu, Ibu Aslachah, Dwita Erca, Hj. Utari Sudibyo, Bp. Ibnu Lukman, Bp. Ibnu Hartoyo dan Ibu Erliany Islachiyah)
- Kelompok 4: M. Natsir Lisan Sediawan, MM., Rinaldy Priawan, Siswa-siswi SMA Widyagama, Asrama 2 STIKES, dan KOPKAR.
Adapun Qurban Kambing, masing-masing adalah:
- Ibu Sri Yani Zahir Rusyad : (1 ekor kambing)
- Ibu Ir. Untung Sugiarti, MP. : (1 ekor kambing)
- SMK Widyagama Malang : (1 ekor kambing)
Demikian yang disampaikan oleh Panitia Idul Adha 1437 H, semoga apa yang diberikan dalam Idul Adha kali ini bisa menjadikan kita menjadi orang yang pandai bersyukur atas semua nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita semua. Aamiin. (san/pip)
Leave A Comment