Kandang kambing? Ya…demikianlah Pondek Pesantren Tahfidzul Al-Falah yang lokasinya tersembunyi di tengah areal perkebunan ini lebih dikenal orang. Apa pasal? Ada satu tempat berukuran 3×1 meter, terbagi dua, yang dipakai oleh para santri dan santriwati untuk melakukan aktifitas menghafal Al-Qur’an. Dan tempat itu adalah bekas kandang kambing.

Tidak salah pilihan Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) untuk melakukan aksi sosialnya yang bertajuk We Care We Share di lereng Gunung Kawi ini. Pondok Pesantren yang menampung para penghafal Al Qur’an dari luar kota dan luar pulau ini baru berdiri pada awal Ramadhan tahun 2017. Lokasi tepatnya adalah di Dusun Arjomulyo (Tanaka) RT 1 RW 3 Desa Bangelan Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang.

Ketua Program Studi Teknik Industri, Silviana, ST, MT yang mengawal mahasiswanya pada kunjungan tersebut menyampaikan bahwa target ini dipilih sebagai lokasi berbagi di Bulan Ramadhan ini karena beberapa alasan. “Meskipun sudah dikenal dengan nama Pondok Pesantren Kandang Kambing, namun kenyataannya belum banyak donatur yang tergerak membantu, sementara penampung para penghafal Al-Qur’an yang rata-rata adalah yatim piatu dan berasal dari keluarga tidak mampu dan tidak berbayar ini masih butuh banyak dana untuk melengkapi fasilitasnya agar para santrinya dapat melakukan aktifitas mengemban ilmu menghafalkan Al-Qur’an dengan nyaman. Lokasi yang berada di kawasan minoritas Islam ini juga menjadi pertimbangan agar mereka segera mendapatkan kesetaraan sosial,” demikian jelas Silvi.

“Kondisi mereka masih sangat minim, baik fasilitas maupun pemenuhan kebutuhan pokoknya. Oleh karena itu kami membawa sembako dalam bentuk beras, gula, minyak goreng, telur dan mi kering. Kami juga membawakan pakaian layak pakai yang mudah-mudahan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pakaian ganti, juga Al-Qur’an yang menjadi alat belajar utama mereka. Karena kunjungan kami lakukan menjelang waktu berbuka, kami siapkan juga menu berbuka. Ada air mineral, es buah, roti dan kurma, juga nasi dalam kemasan kotak,” kata Yuninda, Ketua HMTI. “Disini tidak boleh ada handphone. Televisipun adanya hanya satu dengan kondisi yang cukup memprihatinkan. Oleh karena itu kami juga membawa mainan anak-anak, karea ada penghuni pondok yang masih berusia sekolah dasar,” tambah Yuninda.

Kyai Agus Imam Bukhori, satu-satunya pengasuh merangkap Ustadz di Pondok ini mengucapkan banyak terima kasih atas kedatangan Silvi dan Yuninda serta rombongan lainnya. “Kami sangat menunggu kedatangan para dermawan untuk seluruh penghuni pondok ini. Terima kasih telah menyisihkan waktu dan rejekinya dengan datang kemari,” sambut sang Kyai yang mewajibkan semua santrinya hafal 114 surat dalam Al-Qur’an dalam waktu setahun ini.  Rangkaian acara kunjungan diakhiri dengan doa yang dipimpin langsung oleh sang Kyai. Isi doa yang dihunjukkan antara lain untuk keberkahan dan keberhasilan HMTI, dunia dan akhirat. (san/pip/red:rh)